Beberapa kali aku ke Cirebon, baru tahu kalau di sini ada Situs Purbakala yang lokasinya di Jalan Pekalangan Tengah. Gara gara menginap di Ibis Budget Cirebon, jadi aku berkesempatan untuk berkunjung dan menyaksikan secara langsung seperti apa bentuk dari situs purbakala yang berada di tengah perkampungan.
Ceritanya, sekitar jam 2 siang setelah makan Tongseng Battembat, aku diajak oleh team dari Ibis Budget Cirebon ke lokasi situs purbakala tersebut. Berhenti persis di jalanan yang lengang, ada gapura bertuliskan “Selamat Datang di Situs Pedati Gede Jl. Pekalangan Tengah”

Aku berjalan masuk ke sebuah perumahan, jalanan masih cukup lebar, karena terlihat untuk 2 mobil yang bersimpangan tidak menjadi masalah. Tidak terlalu nampak aktifitas warga yang ada di Jalan Pekalangan ini, kemungkinan karena siang hari, kebanyakan mereka sedang beristirahat.

Tak berapa lama berjalan, di sebelah kiri jalan, aku kembali melihat gapura seperti yang ada di depan, tapi kali ini lebih kecil, dan tulisan yang tertera sedikit berbeda “Selamat Datang di Situs Pedati Gede”. Cukup kaget juga, karena situs purbakala yang konon ceritanya dibuat pada abad 15.

Jalanan yang tadinya besar sekarang berubah menjadi gang kecil yang sangat padat penduduk. Banyak anak kecil berlarian, dan terdengar suara warga yang asik bercanda, beda dengan jalanan yang sebelumnya tadi aku lewati. Tidak memerlukan waktu yang lama aku sampai pada sebuah bangunan rumah, dengan papan nama “Peninggalan Purbakala Ki Gede Pedati RW. 05 Pekalangan Selatan”

Sebelum masuk ke dalam ruangan, di mana didalamnya ada Pedati yang merupakan situs purbakala, kita harus melepas alas kaki. Ruangan yang lumayan cukup besar, menjadi terlihat kecil karena ukuran Pedati yang jauh lebih besar, sehingga memenuhi sebagian ruangan.

Sebagai tanda keaslian dari Situs Purbakala Pedati Gede ini, adalah dari foto yang tertempel di dinding dengan pigora kayu sederhana. Foto yang bisa dilihat ada 2 gambar, yaitu Pedati saat masih berada di luar ruangan dengan penutup di atasnya dan satu gambar yang lainnya adalah Pedati yang sudah berada di ruangan, seperti yang aku saksikan sekarang ini.

Nah, ini adalah Pedati Gede Pekalangan yang merupakan situs purbakala yang ingin aku lihat. Dan sekarang sudah ada di depan mata, ukurannya besar banget dengan panjang 8,6 meter, tinggi 3,5 meter dan lebar 2,6 meter. Kereta ini berjalan di atas 6 roda ukuran besar dengan diameter 2 meter dengan panjang jari jari roda sepanjang 90 cm dan 2 roda kecil yang berdiameter 1,5 meter dengan panjang jari jari 70 cm.

Satu hal lainnya yang membuat aku tercengang adalah system rangkaian dari Pedati Gede Pekalangan ini menggunakan system knock down layaknya kereta api. Berdasarkan catatan yang dipercaya oleh beberapa ahli, pedati ini dibuat pada tahun 1371 ketika Cirebon masih berbentuk katemenggungan dan dipimpin oleh Pangeran Cakrabuana dan pedati masih dipakai hingga jaman Kasultanan Sunan Gunung Jati di abad 15.

Salah satu peran penting Pedati ini adalah ketika pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa tahun 1480 sebagai alat angkut bahan bangunan dan sebagai alat transportasi ketika menginfasi Sakiawarman yang bersembunyi di Desa Girinata. Oiya pedati ini ditarik oleh kerbau bule dan tempat yang menyerupai guci ini merupakan tempat buang air dari sang kerbau.

Pedati ini juga dihiasi oleh sekat kayu dengan hiasan burung hong dan burung banaspati, sebagai symbol jiwa kepemimpinan yang luwes dan dinamis. Sedangkan untuk rodanya menggunakan sambungan lingkaran roda dan jari jarinya tidak menggunakan paku sama sekali.



Sekali lagi aku merasa beruntung, bisa menyaksikan situs purbakala yang ada di kota Cirebon, dan berharap jika teman teman main ke kota Udang, bisa mampir ke sini juga buat menyaksikan secara langsung seperti aku.
Wah ternyata di sini pedati aslinya. Aku cuma lihat duplikatnya di Keraton Kasepuhan dan itu aja udah bikin kagum sama teknologi yang dipakai pada masanya. Next time ke Cirebon musti ke sini nih lihat pedati gede yang sebenarnya…
iya kak gio, kalau main ke Cirebon, boleh lho mampir ke sini