Phnom Penh, Cambodia

0
496
Alooo temen temen travellers, kali ini aku ngin berbagi pengalaman jalan2 ke Cambodia atau dikenal di negara kita dengan sebutan Kamboja, yang ibukota nya akan aku jelajahi yaitu Phnom Penh.
Tanpa ada rencana sebelumnya dan persiapan hanya berbekal dari apa yang aku baca di internet, maka aku memutuskan untuk pergi ke sini. Yuk ikutin perjalanan aku kali ini
Berhubung alasan pergi dengan tiket murah, maka aku berangkat dengan Tiger Air, dari Bandung dan transit di Singapore.
Selasa, 27 Mei 2014
Alarm aku bunyi tepat pukul 05.00, segera bergegas mandi karena hari ini aku memulai petualangan menuju sebuah negara yang benar benar baru pertama kali aku kunjungi, dan yang pasti ada perasaan excited dan sedikit bingung. Setelah berkemas dan memastikan semua tidak ada yang ketinggalan, aku berangkat ke Stasiun Gambir, karena harus ke Bandung dulu dengan kereta api jam 07.25. Sudah terbayang di awal, aku bakal meneruskan tidur di kereta selama 3 jam. Dan kenyataan nya benar, saat aku terbangun kereta Argo Parahyangan yang aku tumpangi sudah hampir sampai di Stasiun Bandung. Aku melirik ke jam tangan,10.40 ketika kereta berhenti, syukurlah tidak molor, keluar dari stasiun aku mencari taxi untuk tujuan Bandara Husein Satranegara. Masih banyak waktu karena pesawat transit ke Singapore pukul 13.15
Sampai di bandara aku melakukan check in dan langsung melewati imigrasi dan menyempatkan makan siang sambil menunggu waktu boarding.
Tak terasa pengumuman boarding ke Singapore sudah terdengar, saat nya matiin semua gadget dan lanjut tidur lagi hehe…
…..karena hanya transit dan Singapore sudah sering dikunjungi temen2 traveler jadi nggak aku ceritain lagi, tapi kalau ada waktu baca tulisan aku yang judulnya “Backpacker”
Rabu, 28 Mei 2014
Bangun rada siang karena ngumpulin tenaga extra buat perjalanan hari ini, setelah menyantap makan siang di QQ Noodle di Bugis area segera aku naik MRT ke Changi Airport.
Boarding dari Singapore ke Phnom Penh sekitar pukul 13.00, perjalanan selama di pesawat hanya sekitar 1,5 jam.
image
Pengumuman dari awak pesawat Tiger Air terdengar, aku akan segera landing di Bandara International Phnom Penh. Begitu mendarat aku segera keluar dari pesawat dan yang aku rasakan pertama adalah cuaca yang sangat panas. Keluar dari bandara yang tidak terlalu besar, sudah berjajar counter2 yang menawarkan simcard telepon, oiya pilih Smart aja, karena signal selama di Kamboja cukup bagus. Segera setelah urusan simcard selesai, aku menukar sebagian dollar yang pecahan kecil dan langsung mencari taxi counter. Tarif taxi dari bandara ke kota pukul rata sama $12. Perjalanan sekitar 40 menit, aku sampai di hotel dimana aku tinggal selama dua malam, letaknya cukup di kota dan kawasan nya rame namanya Queen Grand Boutique Hotel.
image
Setelah melakukan check in dan taruh barang di kamar, segera aku turun kembali untuk mencari informasi dengan meminta brosur kepada receptionist. Dengan berbekal dari informasi internet dan aku cocokin dengan pembicaraan disana, ternyata tidak berbeda jauh. Dan tidak terlalu sulit untuk mengunjungi tempat wisata di Phnom Penh, tetapi berhubung waktu ku terbatas maka city tour yang aku pilih untuk besok seharian.
Sore ini aku manfaatkan untuk berkeliling seputar hotel dengan berjalan kaki, sambil melihat aktifitas warga Phnom Penh, ternyata hanya beberapa meter aku berjalan keluar terlihat sebuah taman besar, dan di sana banyak penduduk lokal melakukan kegiatan olah raga seperti di Monas Jakarta, ada yang hanya sekedar lari sore, aerobic rame rame dan lagi mainan dengan anak anak nya.
Tidak terasa setelah berjalan beberapa lama, langit mulai gelap. Aku berpikir mau balik hotel juga nanggung, jadinya aku memutuskan untuk mencari makan malam sekalian, aku menemukan alamat sebuah tempat makan yang disarankan oleh salah satu blog yang pernah aku baca dan kebetulan dilihat dari alamatnya tidak terlalu jauh dari alamat hotel aku. Nama tempat makannya THE SHOP, merupakan tempat makan yang juga menjual chocolate dan makanan ala eropa yang sudah dimodifikasi dengan bumbu kamboja. Cukup dengan GPS aku bisa menemukan tempat makan nya, kesan pertama dari luar cafe resto ini cukup nyaman, dan setelah aku masuk semakin aku bisa merasakan suasana rumahan dari tempat nya. Makanan yang aku pesan hasil rekomendasi dari waiter yang melayani aku, taste makanan nya enak dan harga cukup worth it dengan apa yang disajikan, tapi yang pasti tidak terlalu mahal.
image
Selesai makan malam, aku melanjutkan jalan jalan sambil menurunkan makanan yang tadi aku santap. Dari peta yang aku lihat, ada beberapa monumen yang di sekitar lokasi. Tujuan terdekat nya adalah Monumen Norodom Sihanouk, monumen ini berada di sebuah taman yang memanjang dan di malam hari nampak terang dengan lampu warna kuning yang mengelilingi semua bagian sudut monumen, dan semakin nampak gemerlap karena justru kota Phnom Pen rada gelap di malam hari.
image
Tak jauh dari monumen Norodom Sihanouk, ada satu monumen lagi yang nampak terang juga dan refleksi cahaya lampu yang mengelilingi monumen yang hampir mirip candi, aku lihat justru lebih indah dibandingkan monumen sebelum nya. Ternyata setelah aku cocokan dengan peta di tangan, yang aku lihat sekarang adalah Independence Monument atau Monumen Kemerdekaan negara Kamboja.
image
Setelah puas mengambil beberapa foto, aku memutuskan untuk kembali ke hotel, karena selain hari sudah cukup malam, aku juga ingat besok harus bangun sedikit lebih pagi karena seharian akan mengelilingi kota Phnom Penh. Sampai di hotel, aku mandi dan beranjak ke tempat tidur, merasakan empuknya ranjang dan zzzzz…..
29 Mei 2014
Seperti biasa wake up call dari reception membangunkan aku, tidak berselang lama alarm aku juga bunyi. Bersiap untuk city tour hari ini, aku mempersiapkan semua perlengkapan yang akan aku bawa, karena start setelah sarapan di hotel, aku nanti bakal balik di malam hari.
Transportasi yang aku gunakan kali ini adalah taxi bukan nya tuk tuk, dengan membayar $55, aku akan diantar ke beberapa tempat utama di kota yang memang hal wajib yang harus dikunjungi saat kita di Phnom Penh. Sebenarnya kalau kita menggunakan Tuk Tuk (tranportasi tradisional di sini) biaya nya akan lebih murah, karena mengingat cuaca yang panas dan bakalan sampai malam, jadi ya sudahlah Taxi saja hehe….
Yukkkk…sopir taxi nya sudah siap di lobby saat aku menyelesaikan sarapan, setelah berbasa basi salam perkenalan, aku segera memulai perjalanan, sepanjang perjalanan sopir taxi yang benama neil menceritakan apa yang dia tahu tentang kota ini, aku mendengarkan sambil sesekali memberikan komentar, jangan kuatir guidenya lancar berbahasa inggris. Lebih kurang 30 menit aku sampai di tujuan wisata yang pertama yaitu : Choeung Ek Genocidal Center, yang lebih dikenal dengan The Killing Field. Berfoto sebentar di depan pintu masuk, aku menuju loket tiket, dengan membayar $6,5 aku boleh berkeliling ke semua area dan mendapat pinjaman headphone dan guide elektronik yang dengan mudah untuk dioperasikan dengan cara kita menekan tombol angka sesuai pemberhentian kita yang mencantumkan angka. Jika kita pencet angka yang benar, maka kita akan mendengarkan cerita yang berkenaan dengan lokasi tersebut. Memasuki area ini langsung kita bisa melihat monumen yang berupa Stupa Budha, di dalam nya ada bagian yang terbuat dari acrylic diisi dengan lebih 5000 kepala tengkorak manusia. Aku menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk berkeliling ke seluruh area bersejarah ini, banyak yang bisa dilihat seperti misalnya lokasi pembuangan mayat, bekas pakaian tahanan yang dibunuh, the killing tree, magic tree dan berakhir di museum nya.
image
Perjalanan aku lanjutkan lagi menuju satu tempat yang tidak kalah menyedihkan dibanding cerita The Killing Field, perjalanan sekitar 40 menit untuk sampai di lokasi wisata yang namanya Tuol Sleng Genocide Museum, sebenarnya tempat ini awalnya adalah sekolah SMA yang dikenal dengan nama Chao Ponhea Yat High School, yang dirubah menjadi penjara oleh pasukan Khmer.
Masuk ke sini cukup membayar sebesar $2, yang kita dapati adalah suasana mencekam meskipun hanya merupakan gedung sekolah, semakin masuk ke dalam kita bisa membayangkan orang tak berdosa yang dijadikan tahanan diperlakukan seperti layaknya binatang. Aku menjelajah ke dalam dan yang aku temui pertama adalah area makam di depan gedung sekolah,masuk ke dalam gedung sekolah ada banyak kelas yang isi setiap kelas berbeda beda, ada yang hanya ranjang dengan alat pasung besi, ada yang satu kelas disekat menjadi banyak ruang ukuran 1m x 1m, ada ruang penyiksaan dengan alat yg dibuat oleh pasukan Khmer. Masuk ke area tersebut lebih dalam aku melihat tiang gantungan yang digunakan untuk menggantung tahanan yang melawan, oiya di depan gedung sekolah juga dipasang kawat berduri. Aku juga melihat angka ditulis di dinding, ternyata itu ditulis dengan darah tahanan yang menghitung sisa hari hidup mereka di tahanan. Kurang lebih sejam juga waktu yang aku habiskan untuk mengelilingi museum ini
image
Matahari tepat di atas kepala aku, Phnom Penh terasa semakin panas hari ini dan aku mulai merasa lapar hehe…bertemu sopir taxi dan ternyata ybs tahu waktu nya juga, dia menawarkan aku untuk makan siang dan aku iya kan langsung. Aku minta diantar ke tempat makan yang menyediakan makanan khas Kamboja. Khmer Booloom Restaurant menjadi pilihan nya, dan ternyata pilihan yang tepat. Aku memesan Green Papaya Salad sebagai pembuka dan Amok Fish with rice untuk main course nya. Sekedar info buat temen2 traveler, Amok Fish ini harus dicoba saat kalian berkunjung ke negara ini
image
Sedikit rada kekenyangan karena porsi makanan yang cukup besar untuk ukuran satu orang. Aku sudah siap lagi untuk melanjutkan perjalanan, setelah melihat dua lokasi yang sedikit mengenaskan, sekarang aku diantar ke pasar yang terkenal di sini, ada 2 pasar yang namanya Russian Market dan Central Market, tapi aku memutuskan ke Central Market, karena Russian Market kondisi pasarnya rada pendek plafon nya dan panas, sedangkan barang yang dijual juga sama. Masuk ke Central Market, sedikit mengingatkan aku suasana pasar grosir di Bangkok, tapi bedanya di sini tidak terlalu ramai. Barang yang dijual di sini beraneka ragam, untuk yang tepat di tengah semua nya menjual perhiasan emas atau silver, di sisi lain nya ada yang jual pakaian, bunga, peralatan rumah tangga dan souvenir. Jangan lupa, kalau belanja di sini harus nawar seminim mungkin ya. bisa coba sampai 60 persen di bawah harga yang penjual tawarkan. Aku membeli beberapa souvenir, tidak lupa aku mencari lonceng kecil yang selalu aku beli setiap aku jalan2 ke manapun itu.
image
Puas berbelanja aku melanjutkan perjalanan lagi ke lokasi wisata yang menjadi keharusan juga saat ke Kamboja, yaituRoyal Palace. Bangunan megah yang sudah aku lihat saat kemarin sampai di negara ini, terlintasi dalam perjalanan dari bandara ke hotel. Lokasi Royal Palace memang berada di tengah kota Phnom Penh, dengan membayar tiket masuk sebesar $6,5 kita bisa berkeliling sepuasnya dan menjelajah ke semua bangunan yang ada di sini. Sebagai gambaran saja, ketika aku masuk ke dalam harus melalui jalan setapak yang di samping ada taman tertata rapi, begitu sampai di pintu masuk, langsung kita bisa melihat area terbuka dan luas dengan beberapa bangunan yang berwarna keemasan. Masing masing bangunan mempunyai detail yang berbeda beda tapi konsepnya semua menunjukkan kesan elegant dan mewah.
image
Aku berjalan berkeliling dan sampai ke sisi area yang dipisahkan oleh tembok, jadi seakan akan Royal Palace ini terbagi menjadi dua bagian area yang terpisah. Kita bisa menemukan peta yang menunjukkan masing2 bagian bangunan, dan di bagian ini aku menemukan bangunan yang terkenal dengan nama Silver Pagoda, dan tanpa sengaja aku juga menemukan miniatur dari Angkor Wat Siam Reap.
image
Hampir satu jam setengah aku berada di dalam Royal Palace dan melihat jam tangan aku menunjukkan pukul 16.30. Saat nya aku harus keluar menemui sopir taxinya dan segera minta di antar ke dermaga untuk mengikuti river cruise untuk melihat sunset di kota Phnom Penh….
Penasaran dengan sunset nya, silakan baca di tulisan aku selanjut nya….
SHARE
Previous articleBackpacker
Next articleOra Beach, Maluku
Hidup adalah sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan selalu memberikan makna yang mendalam. Percaya atau tidak, datang ke destinasi yang sama sekalipun, kalian akan selalu mendapatkan cerita yang berbeda. Jadi jangan pernah merasa bosan untuk melakukan perjalanan, terus melangkah dan bagikan pengalaman kalian kepada orang lain, layak nya aku seorang KoperTraveler

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here