Wisata Bitung dan Kota Bitung mungkin belum banyak orang yang tahu. Berada di wilayah Sulawesi Utara, lebih dikenal sebagai kota industri karena Pelabuhan Bitung menjadi pintu masuk banyak kapal dari daerah lain.
Beruntung bulan ini, aku mendapat kesempatan jalan bareng dengan team ayojalanjalan dan beberapa teman blogger untuk mengunjungi Bitung. Salah satu obyek yang aku kunjungi adalah Taman Wisata Alam Batu Angus.
Berlokasi di Desa Kasuari, Kecamatan Makawidey dengan jarak perjalanan dari Kota Bitung selama kurang lebih satu jam. Jalan penuh tanjakan dengan pemandangan hijau dikiri kanan mengiringi perjalanan aku sampai di tempat tujuan. Pintu masuk gapura semen dengan tulisan Cagar Alam Dua Sudara, Taman Wisata Alam Batu Angus, menyambut kami.
Kendaraan yang kami pakai, sengaja diparkir di lokasi Pantai Walet yang bersebelahan dengan lokasi Batu Angus. Sengaja diletakkan di sana demi keamanan, karena baru saja turun hujan.


Sebelum masuk lebih ke dalam, kami berhenti di kantor Taman Wisata Alam Batu Angus untuk menyelesaikan proses administrasi, seperti minta ijin untuk explore lebih dalam dan membayar tiket masuk.

Persis di depan kantor tersebut, ada lahan parkir untuk kendaraan roda empat. Beberapa mobil yang nekad menembus jalanan dari gapura depan dengan kondisi belum beraspal bisa berhenti disini.

Perjalanan aku lanjutkan dengan trekking melewati jalan setapak. Pemandangan padang savana terpampang di depan mata dan sesekali terlihat onggokan bebatuan hitam berbetuk bongkahan di pinggiran jalan.


Sesekali terlihat papan petunjuk kayu yang masih asal terpasang tetapi cukup membantu para pengunjung yang ingin masuk ke dalam, jalanan setapak kadang masing terhalang oleh ranting ranting atau tumbuhan yang melintas.

Sekitar 30 menit melintasi jalanan setapak tadi, terlihat dari kejauhan garis laut yang ada di depan. Sekali lagi papan petunjuk dari kayu tertulis “menuju pantai Batu Angus”. Rasa lelah yang tadinya mulai menggantung, seakan terlepas begithu saja. Tapi justru muncul tantangan baru, di mana jalan masuk semakin sempit dan rada sulit untuk dilalui.



Pantai Batu Angus
Untung nya lintasan yang harus aku lewati tidak terlalu panjang. Sepuluh menit kemudian pantai dengan pinggiran bebatuan yang ukuran rata rata sama dengan genggaman tangan sudah ada di depan mata. Sesuai dengan namanya Pantai Batu Angus dan didukung dengan suasana langit yang mendung, pantai ini bernuansa hitam.


Aku menapakkan kaki di sepanjang bebatuan pinggiran pantai sampai hampir di ujung sebelah kanan, ternyata ada semacam laguna yang masih bisa diexplore lebih dalam. Sayangnya waktu mendekati senja dan langit mulai gelap, sehingga aku harus kembali sebelum jalan setapak tidak terlihat.

Sebenarnya dari laguna tersebut, kita masih bisa masuk lebih dalam dan di sana terdapat spot snorkeling. Ini pertanda apa? Yang pasti hal ini menjadi sebuah tantangan bahwa suatu saat aku harus kembali ke Bitung untuk menyaksikan sendiri keindahan bawah laut di Pantai Batu Angus.

loh kisah tolongnya mana koh? wkwk
aduh Len, nggak enak juga kalau kasus itu terungkap hehe…
Musti balik lagi koh, lebih pagi dan cuaca cerah! 😀
Mendung manja jadi kurang cetar yaa koh … aku waktu kesini sekitar 7 th lalu datang menjelang maghrib jadi lebih menyeramkan dan akhir nya kabur ngak lama2
Koh kalo sempat foto-fotonya diedit lagi koh, kontras, saturasi dll nya. ((Kalo Sempet)) hehehe
Siap kak Bob…yang postingan baru sudah terlihat editing nya apa nggak ya?