Kawasan Pariwisata Nusa Dua Bali sore ini masih sangat lengang ketika aku memasuki area pemeriksaan awal, mobil yang aku tumpangi melewati jalanan yang asri, sambil sesekali aku memperhatikan papan petunjuk jalan. Tujuan sebenarnya ke Bali Nusa Dua Theatre, dimana akhirnya hari ini aku berkesempatan buat melihat pertunjukan yang banyak dibilang orang mengagumkan, jadi bikin penasaran juga buat membuktikan nya sendiri.
Tepat pukul 19.00, aku sudah duduk di antara pengunjung lain nya, mulai dari lokal sampai turis mancanegara berbaur menjadi satu. Dan tiba tiba ruangan di dalam gedung mendadak gelap, sorot lampu mulai mengarah ke satu titik kemudian semakin membesar. Yah…aku bersiap untuk menjelajah Pusaka Nusantara melalui tampilan spektakuler dari Devdan Show.
Alunan musik mulai menggema dan cerita bermula dari dua anak kecil yang ikut dalam rombongan wisatawan, merasa bosan dengan acara jalan jalan tersebut, kemudian secara diam diam memisahkan diri menuju ke sebuah bukit yang menarik perhatian mereka. Sampai di puncak bukit, mereka malah menemukan sebuah peti harta karun yang di dalamnya berisi benda benda unik yang membawa mereka dalam sebuah perjalanan melihat kekayaan budaya Indonesia.
Barang unik yang pertama ditemukan adalah UDENG ( ikat kepala laki laki yang digunakan sebagai identitas budaya dan religi ) membawa petualangan mereka ke Pulau Bali, para penari berbusana adat Bali penuh warna warni keluar dari sisi kanan kiri dari panggung megah di depan aku. Tarian Lesung, rangkaian upacara Odalan dan Tari Kecak menjadi sajian dari pulau yang dikenal sebagai pulau Dewata nya Indonesia.
Puas menikmati keindahan budaya Bali, kedua anak kecil kembali ke bukit dan mengambil barang unik yang kedua, SONGKET ( kain yang menjadi sesuatu yang sangat berharga pada masa kerajaan Sriwijaya di Palembang ) membawa mereka menuju Sumatera, di sini kita menyaksikan Perangkat Tenun Songket yang dimainkan oleh para penari, Tari Saman yang telah ditetapkan sebagai Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Budaya, Tari Hujan yang merupakan simbol masyarakat yang berdoa kepada Tuhan untuk meminta hujan. Selain tarian tradisional, kolaborasi elemen kontemporer modern juga ditampilkan dan ini mengundang decak kagum tanpa sengaja keluar dari bibir ku, Solo Aerial yang merupakan pertunjukan akrobat udara dimana penari menggantung di udara hanya dengan menggunakan kain panjang menjuntai tanpa adanya tali pengaman. Selingan Tari Bendera dan Pecut menutup petualangan di Pulau Sumatera
KERIS ( merupakan senjata khas Jawa sejak jaman kerajaan tersebar di Indonesia ), benda unik ketiga yang ditemukan di dalam kotak harta karun membawa petualangan semakin menarik, Pulau Jawa jadi tujuan nya. Tampilan Rumah Joglo yang mengawali rangkaian tari Prajurit, Wayang Kulit dan Tari Bedhaya serta kali ini selipan tarian hip hop membuat para penonton ikut bergoyang, meskipun hanya bisa dilakukan di kursi masing masing. Aku melirik sejenak ke arah jam tangan ketika lampu sedikit terang, berharap pertunjukan ini masih berlangsung lebih lama.
Jelajah Pusaka Nusantara berlanjut lagi ketika benda unik keempat, Terompet Kerang ( alat musik yang terbuat dari satu kerang besar ) ditemukan dan membawa kita menuju Kalimantan. Pada sesi awal performance, semua penonton dibuat terkesima dengan tampilnya sekelompok gadis muda dengan busana tari sedikit “terbuka” memainkan Tari Air dengan gerakan yang aduhai tapi tetap menunjukan sisi artistik dengan pencahayaan yang sangat mendukung, tepuk tangan membahana ketika salah satu penari berenang di sungai buatan yang ada di panggung sebagai penutup penampilan tari ini. Selanjut nya beberapa penari wanita muncul dengan busana adat Dayak lengkap dengan ENGGANG (bulu dari sejenis Elang) sebagai aksesories, mengajak beberapa penonton untuk ikut maju ke dapan panggung dan menari bersama mereka. Untuk membuat sedikit relax para penonton, performance Adegan Monyet dijadikan sebagai hiburan ringan, dimana tingkah laku mereka yang lucu mengundang tawa para penonton. Tapi kemudian suasana berubah sedikit mencekam dan tegang karena muncul Duo Aerial Strap, penampilan apik kedua penari cowok dan cewek tak henti hentinya mendapat tepuk tangan dari kami. Indahnya pulau Borneo ditutup dengan tarian Dayak Fishing Port.
KOTEKA ( pakaian asli laki laki Papua yang terbuat dari Labu Air yang dikenakan hanya pada bagian kemaluan nya ), barang unik kelima yang merpakan akhir petualangan saat kita dibawa menuju Papua, tampilan rumah adat Honai dan dilanjutkan Tari Papua, iringan alat musik Tifa semakin menambah semarak tarian Perang yang menjadi penutup dari rangkaian penjelajahan ini.
Pertunjukan yang secara totalitas sangat menghibur sekaligus mendidik ini ditutup dengan tampilan seluruh penari dengan berbagai busana daerah melakukan gerakan bersama, 90 menit terasa singkat buat aku, mungkin semua nya juga akan merasakan hal yang sama, hal ini disebabkan karena konsep pertunjukan spektakuler tidak monoton dengan memadukan unsur tradisional dengan kolaborasi elemen kontemporer yang sangat harmonis, ditambah lagi efek panggung seperti hujan, letupan api serta pencahayaan yang sempurna. Satu kata dalam hati yang aku ucapkan “INI BENAR SPEKTAKULER ”
Penasaran ingin menyaksikan dan membuktikan nya sendiri, simak info di bawah ini:
Jadwal Pertunjukan : Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu
Waktu Pertunjukan : 19.00
Lama Pertunjukan : 90 Menit
Harga Tiket : VIP (1.000.000), A (600.000), B (450.000), Wings (300.000)
Reservasi : +62 361 770197 atau WA: 081999967607
DEVDAN SHOW
Bali Nusa Nua Theatre
Kawasan Pariwisata Nusa Dua
Kompleks ITDC
Nusa Dua 80363
Email: info@balinusaduatheatre.com
www.devdanshow.com