Aku terbangun, iya ini dimana? Lamat lamat terdengar suara orang sedang berbicara, ada suara air, angin sepoi sepoi mengenai sebagian tubuh aku, dan terasa ada cahaya yang sedikit menyilaukan. OMG, aku masih di dalam kapal hehe…melihat jam tangan, sekitar pukul tujuh lebih sedikit. Yang jadi pertanyaan dalam hati, masih berapa jam lagi ya?
|
kapal rakyat |
Untung nya sedikit bisa tersenyum, ketika salah satu teman bilang, sekitar sejam lagi kita sampai di Wanci. Tapi jangan senang dulu karena dari Wanci, perjalanan laut masih berlanjut lagi untuk sampai di Tomia yang menjadi tujuan sebenarnya dari trip kali ini. Ternyata kali ini bukan PHP alias Pemberi Harapan Palsu, sekitar 1,5 jam berikutnya kapal rakyat yang aku tumpangi memperlambat kecepatan dan mulai merapat ke dermaga.
|
Tiba di Wanci |
Bergegas aku dan teman teman seperjalanan turun dari kapal sambil membawa tas masing masing, berlarian menuju mobil sewaan yang sudah menunggu kami, Sarapan nasi bungkus sudah dibagikan masing masing sebagai bekal, karena harus mengejar speedboat yang akan membawa kita semua ke Tomia,
Ombak memang sedikit kurang bersahabat kali ini, tetapi untung saja speedboat yang ada masih mau jalan untuk berangkat ke Tomia, alhasil perjalanan penuh dengan perjuangan dialami oleh masing masing peserta yang nantinya akan menjadi teman asik dalam perjalanan aku kali ini dan berlanjut sampai setelah trip ini selesai. Start pukul 09.00 dr dermaga kecil speeedboat di Wanci, akhirnya sekitar pukul satu lebih kita sampai di Tomia.
|
Kapal menuju Tomia |
|
Tomia |
Begitu merapat di dermaga Tomia, kelegaan akhirnya bisa dirasakan, meskipun masih terpikir bakalan akan menempuh perjalanan yang kurang lebih sama untuk pulang nya, sementara terabaikan dan akhirnya yang terpikir adalah keindahan apa sih yang akan kita nikmati selama di sini. Dari dermaga, tinggal berjalan kaki menuju ke homestay, setelah dilakukan pembagian kamar sambil menikmati makan siang karena perut juga sudah mulai keroncongan.
Selesai menikmati makan siang, aku dan teman teman bergegas menuju dermaga tetapi sempat juga beristirahat sejenak sambil menghilangkan rasa penat di kapal tadi. Untuk hari ini kegiatan yang akan dilakukan hanya snorkling di satu tempat yaitu Kolosoha Beach, untuk terumbu karang yang ada di Tomia, sudah tidak perlu diragukan lagi karena sudah menjadi bahan perbincangan bahwa merupakan salah satu sport snorkling yang jadi pilihan di Indonesia
|
Speedboat Snorkling |
|
Terumbu Karang |
|
Free Dive |
Kembali naik kapal, tetapi untuk kali ini hanya speed boat tidak terlalu besar yang bisa muat belasan orang, dan di lokasi tujuan snorkeling inilah akhirnya aku bertemu teman seperjalanan secara lengkap, karena sebelum nya ada 2 orang yang memilih beda jalur untuk mencapai Tomia, dan karena perjalanan kali ini memang sangat berkesan buat kami semua, maka pertemanan tetap terjalin sampai saat aku menulis catatan perjalanan ini. Beda usia, beda latar belakang, beda profesi, beda karakter, tapi justru itulah unik nya, jadi daripada penasaran aku akan sedikit bercerita tentang mereka semua ya.
|
Serunya bersama kalian |
Ivan, Andini, dan Irene
Ivan dan Andini adalah sepasang kekasih cie cie…ditunggu undangan nya ya hehe… Irene adalah adik dari Ivan. Ketiganya sangat kompak, dan yang jadi andalan nya adalah pose foto dengan gaya Yoga seringkali dilakukan dan itu menjadi ciri khas. Dan untuk keahlian snorkeling sudah tidak perlu diragukan lagi, salut buat kalian karena hobby travelling yang berhubungan dengan kedalaman laut layak dapat acungan jempol, yang aku ingat dari kalian adalah tragedi foto di Pantai Nirwana, dimana berhubung Irene melakukan pose Yoga dan keseimbangan sedikit hilang, sehingga saat turun menginjak alat snorkel dari orang yang tidak kita kenal, untung nya pemilikinya baik ya hehehe
|
Andini, Irene, Ivan |
Hesti
Wah…nggak nyangka ya Hes, bisa sampai di Wakatobi dengan sukses, Hesti aku kenal dari salah seorang teman kantor, dan malahan akhir akhir ini aku sering travelling bareng ama ybs, dan bukan ama temen kantor aku. Tiga kali trip dari Kakaban, Bangka dan Wakatobi, kita sepakat Wakatobi yang memiliki tantangan perjalanan terberat, so…kapan jalan bareng lagi nih. Oiya cewek yang satu ini meskipun terlihat pendiam tapi sangat ok sebagai teman trip
|
Hesti |
Lucia
Sang photografer hehe…tentengan kamera dan perlengkapan nya terasa lebih besar dibanding tubuh mungilnya. Semua pasti akan teringat ama Yulia saat perjalanan dari Wanci ke Tomia, saat di dalam kapal dan ombak cukup besar, terlihat pucat dan tahu tahu hanya satu kata yang keluar dari mulut “Help Me” setelah itu tidak ada kata kata lain yang terucap, alhasil kita semua merasa Was Was, untung nya tidak tejadi sesuatu yang fatal, tapi semua berpesan lain kali tolong bisa bicara keluhan nya apa hehe…Oiya ada satu lagi saat mau masuk Goa di Bau Bau, begithu berada di mulut Goa, ybs nggak mau turun dengan alasan phobia, tapi kita memberi semangat sehingga ybs mau masuk dan bahkan yang paling duluan sampai di dasar Goa hehe….Peace Yulia…
|
Lucia |
Eddy
Jangan menilai orang dari covernya, nah ini benar sekali, cowok mungil, kecil dan ramping tapi bernyali besar. Free dive hebat banget, dan aku pengen bisa berada di dalam laut seperti ybs, tapi sempat ciut nyali juga karena dengar keterangan ybs untuk ujian free dive dinyatakan lulus jika bisa mencapai kedalaman 12 meter dengan hanya menggunakan Fin dan Snorkle, apakah bener begitu adanya ya Ed? Sedikit mengalami musibah, karena saat balik dari trip, iphone nya rusak, gimana tuh nasib hp nya sekarang?
|
Ini Eddy dengan bulu babi |
Siang,
Bukan teman nya Pagi atau Malam ya hehe, tapi ini salah satu teman perjalanan yang bisa bikin ngakak kalau ingat gaya bicaranya yang menurut kita selalu “Gas Pol” alias ngga bisa pelan, tetapi tidak ada maksud kasar sama sekali, karena ybs berasal dari Medan dan jadi teman sekamar selama perjalanan. Karena mempunyai usaha sendiri di kota asalnya dan kadang membawa tamu juga alias menjadi pemandu wisata, sehingga boleh dibilang ybs sebagai asisten guide dan lebih tepatnya kita godaian sebagai auditor atau pengawas yang dikirim oleh travel yang kita ikuti untuk mengevaluasi tugas guide yang sebenarnya hehe…Tapi Siang orang helpfull banget dan yang bikin kita tercengang adalah keahlian nya untuk membelah buah kelapa. Oiya thank you sudah mengiringi perjalanan saat balik ke kapal dari Pulau Sawa, dimana harus berjalan cukup jauh, menghindari ikan pari yang berbahaya, bulu babi yang banyak sekali dan batu karang yang tajam…Thanks bro…
|
Siang |
Fajar dan Cassandra
Nah, kalau yang ini juga sepasang kekasih, meskipun kita baru ketemu saat di Tomia, karena mereka mengambil jalur lain dalam trip ini, tetapi hal tsb nggak mengurangi keakraban kita semua. Mudah membaur sehingga memperlengkap formasi. Awal aku berkenalan yang terlintas pasangan ini adalah model keduanya atau model dan fotografer nya, ternyata dugaan aku salah, meskipun nggak salah 100 persen hehe…yang salut ama Sandra adalah tidak takut hitam dan total banget dalam menikmati perjalanan, sampai sampai kulit di wajah nya mengelupas. Buat kalian berdua jangan lupa undangan nya ditunggu ya hehe…
|
Fajar and Cassandra |
Arie
Yang terakhir dan nggak boleh ketinggalan, teman perjalanan yang dikirim oleh pihak travel untuk menemani kami sejak awal berangkat sampai saat balik. Orang nya baik banget, membuat kita akrab satu dengan yang lain nya, foto foto yang diambil oleh ybs membuat instagram aku dan teman teman makin bewarna, thank buat postingan nya di IG admin travel sehingga bantu nambah followers IG aku. Sempat kalut saat kapal dari Bau Bau ke Tomia gagal berangkat karena alasan cuaca, tetapi semua tersolusikan, terimakasih traktiran bakso Wonogiri nya. Pokok ok banget dah mas yang satu ini
|
Ari |
Lengkap sudah aku menceritakan “serunya bertemu kalian” yang pasti semoga akan ada trip bareng lagi atau setidaknya acara ngumpul ngumpul yang sudah kita lakukan saat share foto di FX.
Okay saat nya istirahat, tetapi perjalanan masih berlanjut ya…
Guys, ikuti lanjutan ceritanya di Part 3
waa, jadi kangen sama wakatobi 😀
Wah, kapan terakhir ke ke sana Kak?