Alaya Resort Ubud, bikin aku Jatuh Cinta

7
1609
Alaya Resort Ubud
Alaya Resort Ubud

Tepat pukul 10.30 waktu Bali aku menginjakkan kaki di Bandara I Gusti Ngurah Rai, entah udah berapa kali aku bolak balik ke sini sejak bulan Januari 2016, tapi yang pasti tidak pernah merasa bosan dan bahkan ingin selalu kembali.
Keluar dari pintu kedatangan, Pak Kadek dengan membawa papan nama Alaya Resort Ubud sudah menunggu aku. Cuaca Bali hari ini sangat bersahabat meskipun terasa rada panas, tapi justru itu yang aku cari setiap melakukan sebuah perjalanan.
Perjalanan dari bandara menuju Ubud sedikit macet, maklum hampir setiap weekend kondisi jalanan di daerah ini rawan macet.
12.45 akhirnya aku sampai di depan hotel yang berkonsep tradisional dan terbuka menghadap ke jalan raya. Suasana lobby yang nyaman, segera menghilangkan rasa penat selama perjalanan, sebuah handuk dingin dan welcome drink kembali membangkitkan semangat aku, senyuman ramah dari staff hotel yang melayani proses check in jadi bikin aku makin ngerasain cozynya resort ini.

Alaya Resort Ubud
Tampak depan Alaya Resort Ubud

Minuman Selamat Datang
Welcome Drink

Sambil menunggu, aku memperhatikan sekeliling resort yang mengusung arsitektur tradisional dengan nuansa coklat abu abu yang menghangatkan. Lobby hotel didesign dengan konsep terbuka sehingga memberikan kesan lapang, meja reception terbuat dari kayu panjang dengan background orang yang sedang menggembalakan itik.
Lobby Hotel
Lobby hotel dengan konsep terbuka

Lobby Hotel
Ruang Reception

Meja Reception
Meja Reception yang terbuat dari kayu

Petugas reception menyerahkan kunci sambil menjelaskan beberapa hal berkenaan dengan fasilitas yang ada di hotel serta menyampaikan jenis dan nomor kamar yang akan aku tempati. Dengan dibantu staff hotel yang lain aku menuju kamar, sedikit rada kaget ketika jalan menuju kamar, ternyata lingkungan resort ini sangat luas dan asri. Jalanan setapak dipadu dengan rimbun nya tanaman aku lalui sambil melewati kamar yang ada di lantai bawah. Untung nya ada petunjuk arah yang jelas terpasang di salah satu sudut dari taman resort. Kebetulan aku mendapat kamar di lantai dua, menapaki tangga sampai akhirnya bertemu dengan lorong antar kamar yang sangat unik, dimana dominan bahan dari bambu terlihat di sepanjang koridor.
Lingkungan resort
Lingkungan resort yang asri

Petunjuk Arah
Petunjuk Arah yang sangat jelas

Area Resort
Rimbun nya tanaman di area resort

Koridor Kamar
Koridor kamar dominan dari bambu

Dari brosur yang tadi aku baca di lobby, tertulis bahwa Alaya Resort Ubud memiliki 105 kamar dengan 3 tipe, di antaranya 35 Deluxe Room dengan luas 50 m2 dan 25 Alaya Room dengan luas 50 m2. Aku mendapat kamar tipe Alaya Room, ketika membuka pintu kamar dan masuk kedalam nya, dalam hati langsung berdecak kagum karena kamar nya sangat luas, tata ruang yang bagus, lukisan sepanjang dinding kamar hasil pekerjaan seniman lokal sebagai pemanis ruangan, ranjang dengan ukuran besar seakan mengundang aku untuk segera merebahkan diri dan tenggelam di dalamnya
Alaya Room
Alaya Room dilihat dari pintu depan

Tipe Alaya Room
Alaya room, dilihat dari arah dalam

Design Lokal
Dinding kamar dengan design seniman lokal

 King Bed
Ranjang kamar yang nyaman untuk istirahat

Sambil duduk di pinggiran ranjang, aku memperhatikan fasilitas yang ada di dalam kamar antara lain: Air Conditioner, Fan Ceiling, Mesin pembuat kopi dan teh, mini bar, Laundry Service, Safety Deposit Box, Cable TV, IDD telephone, Slippers dan Kimono, Hair Dryers, Iron (on request), Air mineral. Tambahan yang cukup menarik adalah buah buahan segar menjadi compliment di masing masing kamar
Room Facilities
Fasilitas di dalam kamar

Di sudut ruangan sebelah kiri dari pintu kamar terdapat sebuah kamar mandi mewah dengan bathtub batu disesuaikan dengan design kamar. Pancuran air pun didesign khusus agar terlihat dan memberikan kesan etnik dan tradisional. Dilengkapi dengan peralatan mandi yang diletakkan pada botol botol bewarna coklat, disesuaikan dengan semua kebutuhan pengunjung.
Bath room
Kamar mandi Modern dengan sentuhan tradsional

Bath room
Bathtub Batu yang sangat nyaman

Peralatan mandi
Peralatan mandi dengan harum yang khas

Peralatan Mandi
Handuk Hotel

Kamar aku juga dilengkapi dengan balkon, dimana hal ini makin membuat nyaman suasana kamar, karena dengan membuka pintu balkon, udara segar pagi hari bisa masuk, tersedia tempat untuk menjemur handuk sehingga di kamar tidak terlihat berantakan, ada sofa kecil dan meja kursi yang bisa digunakan untuk bersantai, di samping itu jika ada yang merokok bisa dilakukan di area ini. Oiya dari balkon, saat ini aku memang melihat pemandangan sawah yang belum tertata rapi, tapi sedang dilakukan perapian oleh pihak manajemen hotel yang nantinya kalau sudah jadi, akan terlihat bagus banget.
Balkon kamar
Balkon dengan Sofa dan Meja Kursi

View dari Balkon
Pemandangan yang terlihat dari Balkon

Ada yang lucu terjadi didalam kamar, saat aku mencari alat untuk memberi tanda “jangan diganggu” atau “mohon kamar dibersihkan” yang normalnya di lain hotel ada di handle pintu kamar atau kalau yang canggih berupa tombol yang menempel di tembok, nah di Alaya Resort Ubud aku awalnya tidak menemukan alat tersebut, sampai pada akhirnya aku melihat sebilah bambu pendek yang menyerupai kentongan, dan ternyata itulah alat penanda yang aku cari. Penasaran khan bentuknya seperti apa?
Dont Distub
Jangan Diganggu
Make up the Room
Mohon Dibersihkan

Menjelang sore hari, ketika langit masih terang, aku segera bergegas ke bawah untuk menikmati fasilitas kolam renang yang ada di resort ini. Sama dengan area yang lain, rimbun nya tanaman tetap mendominasi kolam renang yang di design atas kolaborasi antara Grounds Kent Architects dengan Made Wijaya, Jembatan bambu berada di tengah kolam menambah ornamen keindahan. Di pinggiran kolam renang juga ada banyak kursi yang bisa digunakan untuk bersantai atau berjemur di bawah terik matahari.
Swimming Pool
Kolam renang Alaya Resort Ubud
Jembatan Bambu
Jembatan Bambu pemanis kolam renang

Swimming Pool
Kursi Santai untuk Berjemur

Puas menikmati sejuk nya air di kolam renang sekaligus berolah raga ringan, tentunya untuk tetap menjaga kebugaran tubuh, aku ingin lebih relax lagi, kebetulan di samping kolam renang ada fasilitas Spa, namanya Dala Spa. Lokasi sekitar spa ini adalah taman yang tertata rapi, dengan mempunyai 6 kamar untuk perawatan dengan design yang berbeda beda tapi semuanya sangat luxury. Beberapa jenis perawatan ditawarkan di sini dan pastinya buat siapa saja yang mampir ke sini akan mendapat pengalaman yang berbeda dari biasanya. Jam operasional dari Dala Spa dari jam 09 pagi dampai 09 malam.
Dala Spa
Ruang Persiapan untuk Dala Spa

Ruang Perawatan
Ruang Spa yang sangat Luxury

Oiya hampir kelupaan cerita, tadi pas asik bermain di kolam renang, aku juga sempat menikmati minuman segar dari Bamboo Bar, yaitu bar di ujung kolam renang yang didesign gaya tropis, tetap menggunakan bahan bambu untuk sekeliling ruangan nya. Di sini kalian bisa memesan makanan ringan dan minuman seperti juice, bir dan moktail.
Bamboo Bar
Bamboo Bar di area kolam renang

Selain Bamboo Bar, tempat nongkrong yang juga asik adalah di Petani Restoran, lokasinya ada di depan jalan raya dan tepat bersebelahan dengan Lobby Hotel. Melayani pengunjung mulai pagi hari saat sarapan sampai makan malam dan tutup pada pukul 11 malam. Menyajikan menu masakan Asia yang sangat beragam dengan mempertahankan bumbu bumbu tradisional dengan cara penyajian yang modern. Aku menikmati suasana makan pagi yang menyenangkan di sini, memilih tempat duduk di belakang tapi yang bagian terbuka, sehingga matahari pagi bisa menerpa dan menghangatkan badan aku.
Petani Restaurant
Petani Restoran, bisa menampung 120 pax

Cozy Place
Pilihan tempat duduk yang menyenangkan

Untuk makan pagi di Alaya Resort Ubud, disajikan secara ala carte, bebarapa pilihan menu ditawarkan dan semuanya serasa ingin aku coba, setiap orang bisa memilih satu menu utama dan dessert, di samping itu juga diberikan minuman teh atau kopi, serta pilihan juice dari buah segar pilihan. Awalnya aku berpikir kemungkinan tidak kenyang saat sarapan dengan gaya begini, tapi kenyataan justru berbeda lho, saat salah seorang waiter menanyakan “apakah bapak mau memesan yang lain” setelah aku menghabiskan semua menu sarapan, aku hanya bisa menggelengkan kepala hehe…
Breakfast Menu
Aneka Pilihan Juice

Menu Breakfast
Teh atau Kopi bisa jadi pilihan

Menu Breakfast
Buah Segar dan youghart

Menu Breakfast
Telur, Sosis dan Ham

Menu Breakfast
Menu Breakfast

Menu Breakfast
Roti dan Croissant

Menu Breakfast
Jajan tradisional

Alaya Resort Ubud benar benar membuat aku jatuh cinta dengan semua yang aku dapatkan, rasakan dan nikmati. Hal ini pastinya juga dirasakan oleh pengunjung yang lain. Sehingga dengan service dan pelayanan yang terbaik tersebut, permintaan pasar atas hunian di Alaya Resort Ubud meningkat.

Sehingga Untuk memenuhi permintaan dari pasar tersebut , Alaya Resort Ubud akan menambahkan sayap baru dengan 40 kamar dan 6 suite, paviliun pernikahan, gym, ruang rapat, tambahan kolam renang, dan satu konsep restoran baru yang diberi naman Manisan .
Terletak di area persawahan yang berdekatan dengan resort, restoran bisa menampung 128 pax, adalah restoran kedua setelah sukses dengan Petani Restoran. Bangunan joglo berusia 350 tahun (rumah tradisional Jawa) yang berasal dari Jawa Tengah, dibongkar kemudian dipasang kembali dan diperbaharui. Hasil akhirnya menggabungkan arsitektur kuno dengan fitur modern dan desain interior oleh Made Wijaya, dengan detail Bali yang identik dengan daerah tropis
Bangunan sayap baru dan Manisan dirancang oleh Perth Grounds Kent, sebuah perusahaan arsitektur yang bertanggung jawab untuk beberapa proyek perhotelan paling dikagumi Asia Tenggara ini. “Hotel ini interpretasi modern dari budaya bangunan lokal Bali”

New Wings
Rumah Joglo untuk Manisan Restoran

ALAYA RESORT UBUD
Jl. Hanoman
Ubud, Bali 80571, Indonesia
t. (+62 361) 972200/8468925
f. (+62 361) 972210
m. +62 81805497766
www.alayahotels.com

FOLLOW SOSIAL MEDIA :
Fanpage: AlayaHotels
Twitter: @alayahotels
Instagram: alayahotels
Pinterest: alayahotels

7 COMMENTS

  1. Asik banget ini resortnya, kamarnya luas dan nuasanya yang didominasi bamboo unik banget. Kayaknya kalau nginep di sini bakal betah dan jarang keluar kemana-mana deh, benar-benar dinikmati suasananya.

    Cuma aku masih bingung sama tanda “don’t disturb” nya, itu cara pakainya gimana? satu bamboo ada dua gambar atau satu gambar? soalnya bentuknya khan seperti selongsong.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here