Rumah Batu adalah nama sebuah penginapan di Solo yang berada di desa tradisional Baki Pandean, Sukoharjo. Beralamat di Jalan Ovensari no 8, Solo Baru. Jaraknya sekitar 20 menit dari Stasiun Solo Balapan, 30 menit dari Bandara Udara Internasional Adi Sumarmo.
Solo merupakan salah satu kota di Indonesia yang nyaman untuk tinggal. Mempunyai semboyan “Berseri” yang mencakup kata Bersih, Sehat, Rapi dan indah. Kota Solo juga mempunyai keunikan dengan memiliki dua Keraton, yaitu Kasunanan dan Mengkunegaran.
Berkunjung ke kota ini merupakan kali kedua buat aku. Sengaja berangkat naik Kereta Api malam dari Bandung. Hari masih gelap ketika aku sampai di Stasiun Solo Balapan. Tidak sulit untuk menjumpai staff Rumah Batu Villa & Spa yang menjemput aku. Sepanjang jalan yang dilalui menuju arah hotel masih sangat lengang. Sehingga belum juga aku terlelap di dalam mobil, tahu tahu sudah berada di pelataran parkir Rumah Batu.
Sesuai dengan nama nya, saat hendak masuk ke dalam, nampak dinding dari tumpukan batu. Suasana hijau nan asri bisa dilihat dengan kasat mata. Pintu masuk utama dengan konsep terbuka dengan assesories dari kayu alat pembajak sawah, menciptakan keunikan tersendiri.
Lobby hotel yang konsepnya juga terbuka, menandakan semua orang yang ada di dalamnya siap menerima tamu dengan hangat. Area lobby hotel menyatu dengan meja reservasi untuk Spa. Banyak pilihan kursi yang enak buat santai sambil menunggu proses check in.
Salah satu meja kursi di sudut ruangan, masih termasuk area lobby, jadi tempat di mana aku suka duduk. Berkesempatan ngobrol dengan pemilik penginapan ini, dan menangkap cerita tentang asal muasal sampai hotel ini berdiri.
Sebenarnya, bangunan ini dulunya merupakan villa keluarga, di mana sesekali teman atau kolega juga mampir. Karena melihat suasana villa yang masih kental unsur tradisional, banyak yang menyarankan untuk membuat tempat spa. Yang mana pada saat itu, di Solo spa belum berkembang. Dari ruang spa, akhirnya bangunan ditambah dengan beberapa kamar, sehingga akhirnya bertambah fungsi sebagai penginapan umum.
Proses check in sudah selesai semua, hari masih cukup pagi. Sengaja aku tidak langsung masuk ke dalam kamar. Tergerak ingin merasakan segarnya udara yang bersih, jauh dari polusi. Suara percikan air yang jatuh dari tetesan air sengaja dibuat di samping taman bebatuan.
Berhubung semalam aku naik kereta dan hanya sempat makan sebelum berangkat, alhasil sekarang sudah merasa lapar, aku berjalan menyusuri jalanan setapak di tengah rimbun nya dedaunan, menuju Rumah Batu Resto yang berada di tengah area penginapan.
Rumah Batu Resto
Interior Rumah Batu Resto dibuat sederhana, tapi sarat dengan barang antik. Masuk ke dalam lebih terkesan kita masuk ruang makan di rumah kita sendiri. Segera aku memesan menu yang masih merupakan khas dari makanan Solo. Bistik Nyonya dan Utri, sajian yang sudah dikemas modern tapi tidak meninggalkan rasa otentik nya. Yummy banget lho…
Kamar Tidur yang Nyaman
Selesai makan dan merasa kenyang, yang ada sekarang rasa kantuk datang menyerang. Aku beranjak dari restoran menuju kamar yang sudah siap sejak tadi. Kamarku berada di lantai atas dari satu bangunan rumah. Masuk ke dalam nya, aku langsung suka. Pertama dari luas kamar, kedua bersih, ketiga design nya unik, sebenarnya masih ada yang keempat dan entah sampai ke berapa.
Ranjang yang digunakan juga kualitas pilihan, sehingga sudah terbayang aku bakal segera terlelap. Tapi sebelum membenamkan diri di atas kasur empuk, aku memutuskan untuk mandi terlebih dulu. Karena boleh dibilang aku belum mandi sejak kemarin.
Nah, benar apa yang aku katakan tadi, bahwa masih ada alasan lain kenapa aku suka kamar ini. Tersedia balkon yang luas dengan dilengkapi meja dan kursi, di mana bisa dipakai untuk santai di pagi atau sore hari sambil menikmati snack ringan ditemani teh atau kopi.
Semua kamar di Rumah Batu Solo, meskipun dari sisi ukuran kamar berbeda, tapi mempunyai standard perlengkapan yang hampir sama. Seperti TV LCD dengan banyak saluran channel, AC, alat pembuat kopi atau teh, safe deposit box, perangkat telepon, lemari pakaian, serta termasuk dengan makan pagi
Kolam renang air garam
Rumah Batu Solo, juga dilengkapi dengan fasilitas kolam renang. Awalnya saat aku belum menceburkan diri ke dalam air, menggangap bahwa kolam ini tak ada bedanya dengan kolam renang seperti lazim nya. Sedikit terkejut ketika membenamkan diri ke dalam air dengan maksud membasahi seluruh badan, ternyata aku mencicip rasa asin di bibir. Aku sempat bertanya kepada pihak hotel, apakah memang rasa airnya asin. Ternyata memang sengaja diisi dengan air garam dan mendapat penjelasan tentang manfaat nya.
Sarapan Pagi
Menginap di Rumah Batu Solo, aku juga mendapat sarapan pagi. Untuk lokasi makan pagi ini tetap di Rumah Batu Resto dengan menu ala carte yang terdiri dari beberapa pilihan kombinasi nya. Tapi pas aku nginep di sini, kebetulan bareng dengan rombongan dari sebuah perusahaan yang sekalian ngadain acara gathering, sehingga untuk makan paginya disediakan sistem prasmanan. Beruntung sekali bisa merasakan menu makanan pagi yang jarang bisa aku temukan di Jakarta dengan rasa yang masih asli dan enak. Seperti aneka sayuran dengan bumbu pecel, ayam dimasak gudeg, aneka jajanan tradisional dan buah segar serta masih ada menu dasar lain nya.
Pengalaman aku menginap di Rumah Batu Solo, bisa jadi referensi teman teman yang mau liburan dengan suasana yang berbeda dengan perkotaan dan selama tinggal di sini bisa merasa dekat dengan alam. Jangan lupa catat alamat dan follow akun sosial medianya ya.
Rumah Batu Solo
wahhh cozy parah!!
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
ayoooo…boleh lah mampir ke sini kak kalau pas main ke Solo, seru abissss
mantap nih reviewnya. kemarin juga mampir kesini kak, cuma mampir makan sambil meetup kecil – kecilan sama temen. btw thanks buat reviewnya.
wah kalau mau makan, bias cobain di warisan resort juga