Rammang Rammang bukan Remang Remang

2
2249
Baca judulnya dulu supaya benar benar nggak salah baca, Rammang Rammang bukan Remang Remang, karena kalau salah baca bisa fatal khan, masak aku nanti dikira melakukan kunjungan ke warung Remang Remang hehe
Mata masih susah terbuka ketika pesawat yang aku tumpangi dari Jakarta mendarat di Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar. Semua penumpang bergegas ingin cepat keluar, sedangkan aku bersama 3 teman perjalanan kali ini (Robby, Wenny dan Hesti ) memutuskan untuk tetap duduk sampai lorong kabin menjadi lebih lega. Sedikit melanggar aturan dari penerbangan, aku menyalakan handphone untuk memberi kabar kepada guide lokal yang bakal jadi pelengkap tapi bukan penderita ya…
Setelah proses bagasi dan bertemu dengan Mas Adi (guide lokal yang tadi aku telpon di atas pesawat) kita segera masuk ke mobil dan jalan menuju lokasi wisata, Perjalanan yang ditempuh dari pusat kota Makasar sekitar 40 km, dengan hasil nyata yang aku alami adalah 1 jam lebih sedikit saat mobil yang kita tumpangi berhenti di pinggir jalan samping dermaga kecil menuju Dusun Rammang Rammang. Rammang Rammang sendiri dibagi 2 bagian yaitu Rammang Rammang Dalam dan Rammang Rammang Luar. 
Pertama kita akan explore bagian dalam terlebih dulu, jadi harus naik perahu atau aku bilang longboat aja, yang pasti pake mesin buka didayung hehe…kebetulan air sungai rada pasang jadi dermaga nya terendam, untung sudah terbiasa tinggal di jakarta, jadi anggap saja banjir ringan 

Bergantian kami naik ke atas perahu, sedikit perlahan dan mesti menjaga keseimbangan tapi jangan khawatir cukup aman. Selama perjalanan masuk ke dalam, suguhan pemandangan sungai dengan di kiri kanan tebing tinggi dan tumbuhan hijau membuat kita merasa nyaman. sesekali berpapasan dengan perahu lain atau harus menghindari jembatan kayu pendek, sehingga harus merubah posisi duduk kita menjadi sedikit tiduran.

Sekitar 25 menit menyusuri tenangnya air sungai, sampai juga di Kampung Berua, Dusun Rammang Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Begitu turun dari perahu, nampak sebuah desa yang sangat asri dan teduh meskipun hari ini cuaca cukup panas. Sinar matahari merefleksikan gunung kapur di sisi tampungan air yang digunakan untuk irigasi sawah, semakin menambah keindahan.

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan menuju Goa yang berada tidak jauh dari perkampungan warga yang jumlahnya masih bisa dalam hitungan jari, tapi jari tangan ditambah dengan jari kaki ya. Beneran lho, jumlah rumah yang ada di sini cuma 16 dan tak lebih dari itu. Melewati hamparan padi dan pohon kelapa, aku menyusuri jalan setapak, sesekali kaki terjerembab ke dalam tanah yang masih lembek karena aliran air, tapi itu tak menyurutkan keinginan aku untuk melihat lebih dekat goa yang dimaksud.

Setelah sedikit bersusah susah akhirnya aku sampai juga di Goa yang dimaksud, sebuah dinding bukit kapur yang sangat besar dengan kondisi lembab, sesekali ada teteas air jatuh dari atap dinding. Di salah satu bagian dipercaya ada bekas telapak manusia purba yang masih terlihat sampai sekarang. Kami ber empat duduk di bangku yang entah memang disediakan  untuk pengunjung atau sekedar ditaruh di sana untuk pajangan hehe…tapi yang pasti lumayan buat mengumpulkan napas yang sedikit ngos ngosan…

Puas mengitari rammang rammang bagian dalam, saat nya kembali ke dermaga awal, terus perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil lagi. Lokasinya juga tidak terlalu jauh, dan tidak ada parkir khusus, sehingga mobil ditempatkan di pinggir jalan. Berjalan melalui semak belukar tapi masih bisa ditempuh dengan tidak terlalu sulit, kita menuju taman hutan batu karz terbesar atau terluas ke 3 di dunia, setelah Taman Hutan Batu Tsingy di Madagaskar dan Taman Hutan Batu Guilin di China.

Semua kelelahan terbayar sudah ketika aku bisa duduk di salah satu batu karz yang posisinya agak tinggi, sejauh mata memandang nampak pemandangan alam yang indah nya membuat kita akan berdecak kagum. Yang pasti terimakasih atas cuaca yang sangat cerah sehingga keindahan ini bisa aku bagikan ke teman teman semua…

SHARE
Previous articleSensasi Amatoa Resort, Tanjung Bira
Next articleApparalang
Hidup adalah sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan selalu memberikan makna yang mendalam. Percaya atau tidak, datang ke destinasi yang sama sekalipun, kalian akan selalu mendapatkan cerita yang berbeda. Jadi jangan pernah merasa bosan untuk melakukan perjalanan, terus melangkah dan bagikan pengalaman kalian kepada orang lain, layak nya aku seorang KoperTraveler

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here