Main di pantai, snorkling, ada gunung nya juga…wah semangat begitu dengar khabar kalau bakalan ke salah satu pulau yang ada di sebelah Barat Kupang, dan aku sama sekali belum pernah sampai ke sana, meskipun sudah beberapa kali main ke Kupang.
Selesai sarapan, aku segera berkemas dengan memasukkan baju ganti, celana berenang dan peralatan tambahan lain nya yang diperlukan ke dalam dry bag. Oiya…perjalanan ke pulau ini merupakan salah satu dari rangkaian acara jalan jalan yang diselenggarakan oleh ASITA NTT dengan mengajak temen temen dari Travel Bloggers Indonesia, di mana termasuk aku di dalam nya
Pelabuhan Tenau pagi ini belum terlalu ramai ketika aku bersama rombongan sampai di dermaga, kami menggunakan sepeda motor untuk berkeliling ke pulau yang terkenal pantai dan bukit nya, sehingga sejak dari Kota Kupang kita semua sudah mengendarai sepeda motor masing masing berboncengan. Cuaca cerah identik dengan panas terik, sehingga setelah menghubungi orang kapal yang akan mengantar kami menyeberang, dengan cekatan awak kapal menaikkan sepeda motor kami ke kapal, sebagian teman blogger ada yang memilih duduk di bagian terbuka dari kapal boat.
Perjalanan dengan kapal menyeberang menuju ke Pelabuhan di Pulau Semau yang dinamai Hainsisi memerlukan waktu sekitar kurang lebih 45 menit dengan membayar tiket Rp. 50.000,- untuk 2 orang termasuk motor yang kita bawa. Sebagian teman blogger asik bercanda dan sisanya ada yang sibuk mengabadikan gambar, tanpa terasa kapal sudah merapat ke dermaga, kami bergegas turun. Oiya selama perjalanan di pulau, kita didampingi oleh Ibu Jetty dan Ibu Rusly dari ASITA NTT dan Mas Faat dari @ayo_jalan2. Mereka bertiga segera berkoordinasi dengan guide lokal yang ada di sana sebagai penunjuk jalan, belakangan aku tahu nama panggilan nya Om Boy. Setelah semuanya beres dan motor sudah juga diturunkan dari kapal, kami semua siapa untuk berpetualang.
Tujuan pertama yang akan kita kunjungi adalah Pantai Otan, merupakan pantai terdekat dari pelabuhan, masuk ke dalam wilayah Semau Utara tepatnya berada di Desa Otan yang merupakan salah satu dari delapan desa yang ada di Pulau ini. Lama perjalanan untuk bisa sampai di pulau ini adalah sekitar 45 menit, pantai berpasir putih dengan ombak yang tidak besar, membuat kita semua ingin segera bermain di pantai yang mempunyai garis pantai sangat panjang. Meskipun cahaya matahari sangat menyengat, tapi jangan kuatir, di sini banyak pohon rindang untuk berteduh sambil melakukan aktifitas lain nya seperti sekedar membaca buku atau bermain gitar sambil bersenandung.
Puas bermain air di pantai, aku dan teman serombongan merasakan hal yang sama, yaitu rasa lapar. Segera kami membuka bekal nasi bungkus yang sudah dipersiapkan sejak dari Kupang, lauk ikan dan sayuran plus sambal semakin menambah selera makan dengan suasana alam terbuka. Setelah semuanya selesai, perjalanan dilanjutkan kembali, tujuan masih tetap pantai, kali ini jaraknya boleh dibilang cukup jauh dan kondisi jalan yang cukup menantang, tidak beraspal dan kadang hanya bebatuan kasar atau jalanan berpasir. Tapi meskipun kondisi jalan seperti itu, tidak menyurutkan semangat kami untuk mengexplore pulau ini.
Hampir sekitar 1,5 jam perjalanan ditempuh, pastinya rasa capek mulai hinggap di masing masing orang, tapi begitu memasuki area pantai dan melihat kondisi pantai nya, kamipun berlariann untuk mencari spot yang bagus buat mengambil gambar. Lho aku sampai lupa kasih tahu, nama pantainya adalah Pantai Oeyuan, berada di Desa OeBua yang sudah masuk ke dalam wilayah Semau Selatan. Pantai ini mempunyai karakter yang unik, dimana ada bagian yg berpasir dan sebagian dipenuhi karang yang berlobang, sehingga sangat menarik untuk mengambil foto di lokasi ini. Cukup lama kami menghabiskan waktu di sini.
Hari menjelang sore, terasa berat untuk meninggalkan pantai ini, tapi kami semua ingin menyaksikan sunset di bukit, sehingga harus berkemas dan melanjutkan perjalanan, jalanan yang kami lewati semakin menantang, sebenarnya ada pantai lagi yang bisa kita datangi, tetapi karena waktu yang terbatas, tanpa ingin kehilangan moment dengan pantai yang bernama Oetebu, maka ketika melintasinya, kami berhenti sejenak untuk mengambil beberapa gambar.
Matahari terlihat ingin kembali ke peraduan, kami segera memacu sepeda motor menuju Gunung Liman, tapi kali ini menjelang mendekati gunung yang dimaksud jalanan semakin tidak bersahabat, sehingga semua yang dibonceng harus turun dari sepeda motor dan berjalan kaki, hal ini dikarenakan jalan pintas yang kita lewati adalah pinggiran pantai. Perjuangan kami tidak sia sia karena bisa sampai di gunung Liman sebelum sunset. Segera kami saling berlomba untuk mencapai puncak dari gunung tersebut, karena pemadangan pantai dari atas gunung, keindahan tiada tara.
Rangkaian perjalanan di Pulau Semau kami sudahi dengan menyaksikan sunset yang sempurna, lelah selama perjalanan seakan terhapuskan, meskipun saat kami harus kembali ke Pelabuhan Haensisi, perjalanan panjang serasa tak berujung harus dijalani. Pulau Semau memang indah dan penuh kenangan.
Pesona Semau ini emang heitsss yah. Di tambah bukit Liman, eksotis banget 🙂
pesona nya membuat kita lupa akan perjalanan yang penuh adventure ya
Kerennn om Rico, mantapppp??
wah kok yang keren malah om rico ya hehe…sedih aku jadinya kalah femes
Petualangan ke pulau semau ini yang paling mengesankan buatku, koh. Melekat banget diingatan. Gimana enggak. ‘Dari muda hingga menua’ hahaha
termasuk jalinan kisah antara mas bram dan tante sonya mulai terkuak Kak hehe… semoga bulan Mei kita membuat cerita baru lagi ya
Salah satu petualangan paling seru selama trip Explore Timor kemarin! Gak bakal nolak kalau diajak lagi kesini untuk eksplorasi pantai-pantai lainnya, apalagi kalau sama geng Tante Sonya, wkkk 😉
Wadow tante Sonya benar benar heitsss ya hehe…aku juga nggak bakal lupain perjalanan yang penuh kenangan ini kak Gio… see u in next trip ya
iya mas emang asikk. gila bangettttttt. bisa gilaa
hehehe…jadi seperti yang biasa aku sampaikan ini gila gila an