Langit di atas kawasan Taman Nasional Komodo siang ini cerah sekali, tampak biru dengan sedikit semburat awan putih. Aku bersama beberapa teman blogger, berkesempatan diajak oleh Kementrian Paiwisata untuk berwisata ke daerah yang dipersiapkan untuk menjadi “Bali Baru”, sehingga berbagai persiapan yang bisa diartikan percepatan, benar benar dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu.

Suara mesin kapal pinisi “Noah” yang membawa kami melaut sejak tadi pagi, terdengar lamat lamat sebagai “backsound” dari celotehan semua penumpang kapal yang sudah tidak sabar ingin menyaksikan keindahan Pulau Padar, yang jadi tujuan pertama dari rangkaian jadwal yang sudah tersusun rapi. Kalau boleh berhitung, ini kali kelima aku bakal menginjakkan kaki lagi di Pulau Padar. Kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan, sampai juga kami di Pulau yang terkenal dengan keindahan landscape alamnya, saat nanti berada di puncak.

Berhubung kapal pinisi “Noah” ukurannya sangat besar, jadi tidak bisa langsung merapat ke dermaga, jadinya kami berpindah ke kapal boat kecil. Sesampai di pinggiran pantai, semua peserta berkumpul semua terlebih dahulu, untuk mendengarkan briefing singkat dan memanjatkan doa agar diberi kekuatan dan kembali dengan selamat.

Sementara teman blogger lainnya masih mempersiapkan diri dengan mengatur barang bawaan nya, serta masing masing membawa setidaknya 1 botol air mineral. Aku memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil beberapa gambar di pinggiran pantai Pulau Padar, karena dari pengalaman sebelumnya, saat turun dari puncak, rasanya tenaga sudah terkuras.

Yay…ternyata benar adanya, beberapa waktu lalu aku sempat membaca salah satu artikel dari teman, yang menulis tentang Pulau Padar, dimana sekarang jalur pendakian menjadi lebih mudah karena sudah dibangun tangga untuk naik ke atas. Bayangkan saja, sebelumnya sebanyak 4 kali aku melakukan trekking di Pulau Padar, untuk lintasan awal ini saja sudah terseok seok, sedangkan sekarang, tak lebih dari 15 menit, aku sudah bisa melewati rintangan pertama dengan dibantu tangga kayu yang sudah sangat rapi tersusun.

Setelah melewati anak tangga kayu tersebut, aku kembali mengeluarkan kamera dari dalam tas, untuk mengabadikan pemandangan Pulau Padar, sebelum aku naik ke bagian yang lebih tinggi lagi, karena bagi kalian yang baru pertama kali kemari, saat berada di ketinggian ini, pasti sudah berdecak kagum, seperti halnya waktu itu aku mengalami pengalaman yang sama.

Setelah puas mengambil beberapa gambar, aku melihat ke atas, ternyata anak tangga berikutnya, bukan dibuat dari kayu, melainkan dari cekungan tanah yang diberi semen dan bebatuan, aku kembali meniti satu persatu anak tangga tersebut, teriknya matahari siang hari ini juga sedikit memperlambat langkah ku, karena setiap beberapa saat harus mengelap keringat yang mulai membasahi keningku.

Beruntung ketika sedang berhenti sejenak untuk meneguk minuman, salah seorang teman blogger yang memang berasal dari Labuan Bajo, memanggil namaku. Ternyata ybs menunjukkan salah satu spot foto yang masih jarang diketahui oleh wisatawan yang berkunjung ke Pulau Padar, karena pasti semua akan terus berjalan menuju puncak. Benar saja ketika mengikuti arah jalan setapak yang ditunjukkan, aku bisa memandang sisi lain keindahan Pulau Padar.

Semangatku muncul kembali, setelah menyaksikan sesuatu yang baru, memacu langkah kakiku kembali menyusuri tangga bebatuan yang mulai terlihat samar, karena memang tahap pembangunan tangga menuju puncak, masih dalam proses penyelesaian. Aku melihat ke belakang, beberapa teman berusaha mengejar ketinggalan.

Meskipun ini kali kelima aku mendaki puncak Pulau Padar, bukan berarti merupakan hal yang mudah, karena jujur dengan bertambahnya umur, aku tidak bisa mengingkari hal tersebut. Tapi bersyukur karena perjalanan kali ini, barengan dengan teman teman yang punya semangat untuk saling berbagi dan mendukung satu dengan yang lainnya. Akhirnya aku dan teman teman sampai juga di Puncak Pulau Padar, sekali aku berhasil mengabadikan keindahan landscape Pulau Padar, yang Tak Akan Pernah Pudar.

Kami semua mengucap syukur, ketika sudah berhasil menyelesaikan separuh perjalanan, tak lupa sebelum balik untuk melengkapi separuh perjalanan lagi sisanya, kami berfoto bersama dan sambal memegang bendera kebanggaan kita semua yang bertuliskan “PESONA INDONESIA”

Kita cuma beda sehari neh … pas saya pulang Kokoh baru naek
wahhhh…cuma beda sehari ya…semoga kapan kapan waktunya bias pas
Comment:kalo ke pasar lagi, aja ya koh..
mantep gan, eksotis betul ni pulau
iya banget… pokok harus ke sini