Hai…apa khabar semua nya nih…lama nggak ngisi blog aku karena sibuk urusan kerjaan, trus nggak sempat luangin waktu. Jangan bosen nunggu nya ya…
Kali ini perjalanan aku di kota Malang, karena ada temen yang menikah, sekalian atur perjalanan yang sedikit adventure. Rencana awal mau ke Pulau Sempu, tapi pas sampai di Malang, ada informasi dari teman kalau ada pantai yang masih jarang dikunjungi wisatawan, dan tentunya hal ini membuat aku dan beberapa teman yang ikut setuju untuk mengalihkan rute perjalanan.
Matahari pagi kota Malang menyeruak ketika aku membuka jendela kamar hotel, sambil tersenyum sendiri aku membayangkan perjalanan yang bakal aku tempuh sepanjang hari ini. Tepat pukul 7.30 pagi, aku bertemu teman2 ku yang lain di lobby. Setelah semua kumpul, maka kita memutuskan untuk sarapan dulu sebelum berangkat menuju tempat wisata di daerah Malang Selatan. Karena sesuai info yang diberikan, perjalanan darat yang bakalan kita tempuh dengan mobil kurang lebih 3 jam. Menu soto di jalan Rampal, yang merupakan salah satu tempat tujuan kuliner di Malang jadi pilihan kami, sembari sarapan salah satu teman menghubungi orang yang sudah dikenal di area tempat wisata, menanyakan kondisi di lokasi yang terupdate. Yang rada bikin was was, khabar yang didapat saat ini ombak cukup besar tapi masih memungkinkan untuk perahu menyeberang ke pulau.
Setelah berdiskusi dengan teman2 yang mau berangkat, kita semua sepakat untuk tetap jalan ke lokasi, setidaknya bisa melihat pantai nya. Tepat pukul 10 mobil yang membawa aku dan rombongan meninggalkan kota Malang menuju ke lokasi tujuan wisata yaitu Dusun Lenggoksono, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo. Akses jalan yang ditempuh selama 2 jam cukup bagus, semua jalanan beraspal. Tapi satu jam sisanya kita harus melewati jalan yang belum beraspal, tidak terlalu lebar, naik turun dan kadang berlobang. Maklum lokasi wisata ini masih perawan menurut teman aku yang memberi saran dan telah aku sampaikan di atas….
Akhir nya sekitar pukul 1 siang, aku dan rombongan sampai di lokasi, bergegas turun dari mobil untuk melihat kondisi pantai nya, dari kejauhan aku bisa melihat beberapa kapal bersandar di pinggir pantai, anak kecil sedang berselancar, tp yang bikin gundah adalah ombak di pantai yang dinamai sesuai nama dusun nya Lenggoksono Beach terlihat cukup besar.


Kenalan teman aku yg tadi ditelpon mengajak kami ngobrol, menjelaskan kondisi nya, untungnya si Bapak bilang, kita disuruh menunggu kurang lebih satu jam, supaya air rada surut dan nelayan yang bakal membawa kami menyeberang pulau mempersiapkan kapal nya. Rombongan bakal dibagi dua, karena satu perahu bisa memuat maksimal 8 orang dengan tarif sewanya 400 ribu per perahu.
Sambil menunggu perahu disiapkan, kami membuka bekal snack yang kami bawa, dan yang pasti nggak terlupakan adalah bernarsis ria di depan pantai. Tak terasa satu jam berlalu, Pantai Lenggoksono yang awalnya sepi, sekarang ramai dengan penduduk setempat, ternyata mereka mau membantu menggangkat perahu yang ada di daratan menuju lepas pantai.

Sambil menunggu perahu disiapkan, kami membuka bekal snack yang kami bawa, dan yang pasti nggak terlupakan adalah bernarsis ria di depan pantai. Tak terasa satu jam berlalu, Pantai Lenggoksono yang awalnya sepi, sekarang ramai dengan penduduk setempat, ternyata mereka mau membantu menggangkat perahu yang ada di daratan menuju lepas pantai.

Begithu perahu sampai di pantai, aku segera naik ke atas perahu. Perlu keahlian khusus untuk bisa membawa perahu ini melewati ombak dan menuju laut lepas, sedikit terombang ambing tapi akhirnya berhasil juga melewati rintangan. Oiya untungnya, cuaca dan ombak di laut bersahabat sehingga perahu bisa dengan mulus menuju tempat tujuan pertama yaitu Bolu Bolu Beach


Perjalanan tidak terlalu lama, hanya sekitar 30 menit untuk mencapai pantai ini, terdapat di bagian sebelah barat Pantai Lenggoksono. Pantai ini tidak berpenghuni, hanya kadang warga setempat datang untuk mencari kerang, membersihkan pantai. Tak terasa akhirnya aku sampai di pantai yang diberi nama kayak kue yaitu Bolu Bolu. Perahu merapat ke daratan, aku bersama teman segera berlarian menikmati lembutnya pasir pantai, dari daratan kita bisa melihat keindahan pemandangan lepas pantai, sebenarnya tak banyak yang bisa dilakukan di sini, tetapi suasana yang membuat kita menjadi betah, mengambil beberapa foto dan bermain serta berlarian di sepanjang pantai. Kurang lebih setengah jam bermain di sini, pengemudi perahu memberi isyarat kepada kami untuk melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan berikutnya kePantai Kletakan


Pantai ini hanya dibalik bebatuan dari Bolu Bolu Beach, jadi perahu hanya bergerak sekitar 15 menit, dan kita sudah sampai. Uniknya karena terumbu karang di sini tidak terlalu dalam, sehingga bisa dilihat dengan kasat mata tanpa harus menggunakan alat snorkling, tapi akan lebih indah lagi kalau kira ber snorkling ria di sini. Pengemudi perahu segera menambatkan jangkarnya, sebagian teman aku segera memasang alat snorkling dan menceburkan diri ke laut, yang pasti terumbu karang di sini membuat aku dan teman teman lupa waktu.
Lagi lagi bapak pengemudi perahu mengingatkan kami kembali, bahwa masih ada satu tujuan lagi yang harus didatangi, dan menurut informasi yang di dapat, untuk tempat yang ketiga ini rada sulit melewati nya, karena ombak yang ada dekat pulau ini katanya ombak berputar jika cuaca kurang bagus.
Tapi aku dan teman teman cukup beruntung, karena setelah melihat keadaan ombak di laut dekat pulau tersebut, si Bapak mengatakan BISA, yang artinya kita bisa sampai ke pulau yang ternyata disebut Banyu Anjlok, dimana dalam bahasa Indonesia artinya Air Jatuh, tapi jatuhnya itu bukan jatuh biasa….gimana ya mengartikan nya

Lagi lagi bapak pengemudi perahu mengingatkan kami kembali, bahwa masih ada satu tujuan lagi yang harus didatangi, dan menurut informasi yang di dapat, untuk tempat yang ketiga ini rada sulit melewati nya, karena ombak yang ada dekat pulau ini katanya ombak berputar jika cuaca kurang bagus.
Tapi aku dan teman teman cukup beruntung, karena setelah melihat keadaan ombak di laut dekat pulau tersebut, si Bapak mengatakan BISA, yang artinya kita bisa sampai ke pulau yang ternyata disebut Banyu Anjlok, dimana dalam bahasa Indonesia artinya Air Jatuh, tapi jatuhnya itu bukan jatuh biasa….gimana ya mengartikan nya

Sesampainya di pulau yang dimaksud, kami segera berlarian menuju lokasi yang sudah disampaikan di awal, bahwa nama batu anjlok itu adalah Air Terjun yang ada di pulau tersebut…indah sekali memang dan uniknya air yang jatuh di bebatuan tersebut bukan air asin, melainkan air tawar. Di sini hampir semua teman aku tak tahan untuk berbasah ria dibawah guyuran air terjun.


Tak terasa, aku menengok jam tangan aku, sudah pukul 4 sore. Waktunya harus kembali, mengingat kita masih harus balik ke pantai Lenggoksono dan menempuh perjalanan darat menuju Kota Malang. Tapi perjalanan yang kita lalui sebanding dengan apa yang kita dapat selama berada di Lenggoksono